Kamis, 07 Januari 2016

makalah budidaya ikan lele

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang luas dan kaya akan keanekaragaman hayati, misalnya ikan lele (Clarias Batrachus). Budidaya ikan lele sudah banyak dilakukan oleh masyarakat, Ikan lele sudah sejak lama menjadi salah satu komoditas perikanan yang sangat populer di kalangan masyarakat.
Sebelum tahun 1990-an, menurut masyarakat, ikan lele merupakan binatang yang mengelikan dengan bentuk seperti sular dan hidup di tempat yang kotor. Tetapi saat ini pamor ikan lele menjadi naik. Kepopuleran ikan lele tidak hanya di dalam negeri saja. Menurut warta Pasar Ikan (2006) bahwa di Melbourne, Australia masyarakat Indonesia mulai memperkenalkan komoditar teresbut pada masyarakat tersebut.

B. Identifikasi Masalah
1. Bagaimana cara pengembangbiakanikan lele ?
2. Bagaimana cara pembenihan dan cara pemijahan ikan lele ?
3. Bagaiman cara penebaran benih dalam pembudidayaan ikan lele ?
4. Bagaimana cara pemanenan benih dalam pembudidayaan ikan lele ?
5. Bagaiamana cara panen lele dari hasil pembesaran ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana cara pengembangbiakanikan lele.
2. Untuk mengetahui bagaimana cara pembenihan dan cara pemijahan ikan lele.
3. Untuk mengetahui bagaiman cara penebaran benih dalam pembudidayaan ikan lele.
4. Untuk mengetahui bagaimana cara pemanenan benih dalam pembudidayaan ikan lele.
5. Untuk mengetahui bagaiamana cara panen lele dari hasil pembesaran.

D. Manfaat Penulisan
1. Dapat mengetahui bagaimana cara pengembangbiakanikan lele.
2. Dapat mengetahui bagaimana cara pembenihan dan cara pemijahan ikan lele.
3. Dapat mengetahui bagaiman cara penebaran benih dalam pembudidayaan ikan lele.
4. Dapat mengetahui bagaimana cara pemanenan benih dalam pembudidayaan ikan lele.
5. Dapat mengetahui bagaiamana cara panen lele dari hasil pembesaran.



BAB II
KAJIAN PUSTAKA


A. Dasar Teori
Lele merupakan salah satu komoditas unggulan. Pengembangan usahanya dapat dilakukan mulai dari benih sampai ukuran konsumsi. Setiap segmen usaha ini sangat menguntungkan. Selain untuk konsumsi lokal, pasar lele telah mulai di ekspor dan permintaannya cukup besar.
Tingkat kenaikan produksi lele konsumsi secara Nasional kenaikannya sebesar 18,3 % per tahun. Pada tahun 1999 produksi lele sebesar 24.991 ton Pada tahun 2003 produksi lele sebesar 57.740 ton.
Revalitas lele sampai dengan akhir tahun 2009 diperkirakan mencapai produksi 175.000 ton atau meningkat rata-rata 21,64 % pertahun.
Tingkat kebutuhan benih lele juga meningkat pesat. Pada tahun 1999 dibutuhkan 156 juta ekor, pada tahun 2003 dibutuhkan 360 juta ekor, sedangkan pada akhir tahun 2009 diperkirakan akan dibutuhkan 1,9 milyar ekor atau meningkat 46 % per tahun.

B. Habitat dan Tingkah Laku
Habitat atau lingkungan hidup lele banyak ditemukan pada perairan air tawar di daerah dataran rendah yang sedikit payau seperti bekas tambak. Daerah ini banyak warga pantura jawa, seperti Kendal Jawa Barat banyak digunakan untuk pembesaran ikan lele Dumbo. Di alam ikan lele banyak tinggal di sungai-sungai yang alirannya mengalir secara perlahan dan banyak juga hidup di daerah waduk, telaga, rawa, serta genangan air tawar lainnya, seperti kolam dan lainnya. Karena ikan lele menyukai air yang tenang, seperti daerah tepian yang dangkal dan terlindungi. Ikan lele memiliki kebiasaan membuat lubang di tepian sungai atau kolam.
Lele jarang-jarang menampakkan aktivitasnya pada siang hari, lele lebih menyukai tempat yang gelap dan teduh juga dalam. Karena lele hewan nakturnal yaitu mempunyai kecenderungan beraktivitas dan mencari makan pada malam hari. Pada siang hari ikan lele memilih bersembunyi di dalam tempat yang gelap. Ikan lele relatif dapat bertahan pada lingkungan yang jelek dan kandungan oksigennya sangat sedikit. Namun, pertumbuhan ikan lele bakal lebih cepa tdan sehat dipelihara dari sumber air yang cukup bersih, seperti sungai, mata air, saluran irigasi, ataupun air sumur.

C. Kebiasaan Makan
Lele mempunyai kebiasaan makan di dasar perairan atau kolam. Lele adalah hewan karnivora (pemakan daging). Di habitat aslinya, lele makan cacing, siput air, belatung, laron, jentik-jentik serangga, kutu air, dll. Pakan tambahan yang baik untuk lele adalah yang banyak mengandung protein hewani. Jika pakan yang diberikan banyak mengandung protein nabati pertumbuhannya lambat. Lele merupakan hewan yang suka memakan jenisnya sendiri (kanibalisme) jika lele kekurangan makan. Oleh karena itu jangan sampai terlambat memberi makan sifat kanibalisme juga timbula karena perbedaan ukuran.

D. Jenis-jenis Lele yang Dibudidayakan
Jenis lele yang banyak dibudidayakan di Indonesia dan dijumpai di pasaran saat ini adalah ikan lele dumbo (Clarias Gariepinus). Dalam kegiatan budidaya secara intensif, ikan lele didorong untuk tumbuh secara maksimum hingga mencapai ukuran optimal. Lele dumbo merupakan komoditas yang dapat dipelihara dengan padat tebar tinggi dalam lahan terbatas (hemat lahan) di kawasan marginal dan hemat air. Untuk kolam ukuran 15 m2 lele dumbo dapat ditebar sebanyak 5.250 ekor benih. Selama 2, 5 bulan dapat diproduksi lele sebanyak 450 kg dengan nilai fcr (Fed Caonversion Ratio) satu.
Sementara itu, lele lokal (Clanius Batracus) sudah langka dan jarang ditemukan karena pertumbuhannya sangat lambat dibandingkan lele dumbo. Secara umum, sosok lele lokal mirip dengan lele dumbo, hanya ukuran tubuhnya tidak sebesar lele dumbo. Dalam makalah ini akan banyak dibahas tentang lele dumbo, khususnya pula tahap pembenihan dan pembesaran.



BAB III
PEMBUDIDAYAAN IKAN LELE


A. Perkembangbiakan
Lele di alam memijah pada awal musim penghujan. Rangsangan memijahnya di alam berhubungan erat dengan bertambahnya volume air yang biasanya terjadi saat musim hujan, serta ketersediaan jasad renik (pakan alami), lele terangsang memijah setelah turun hujan lebat dan munculnya bau tanah yang cukup menyengat (bau ampo) akibatnya tanah kering terkena hujan juga. Karena terjadi peningkatan kedalaman air, lele suka mijah di tempat teduh dan terlindungi. Lele berkembang biak secara ovipar (eksternal).
Pada pembenihan lele lokal di kolam dapat dengan dua cara yaitu secara perpasangan dan secara masal, lele lokal biasanya akan setia pada pasangannya yaitu dengan cara meletakkan satu lele jantan dan betina dalam satu kolam. Dengan lele jantan atau betina yang siap memijah, lele akan bergantian untuk menjaga telurnya. Lele yang dibudidayakan dapat dikawinkan sepanjang tahun asalkan dikelola dengan baik. Rangsangan yang dilakukan tidak digunakan dengan menggunakan harman tapi dengan menjernihkan kolam, menjemur dan mengisinya dan menimbulkan bau ampa. Bau itulah yang merangsang induk ikan untuk memijah. Pemijahan bisa dilakukan sore atau malam hari, setelah pada hari kakaban akan dipenuhi telur. Selanjutnya kakaban dipindahkan ke wadah penetasan baru untuk ditetaskan sampai berukuran benih waktu yang diperlukan untuk menetas sekitar 24 – 40 jam. Larva yang berumur 1 – 9 hari masih memperoleh pakan dari kuning telur yang masih melekat di bagian perunya. Maka larva selanjutnya disebut cacing sutra.
1. Jenis lele unggul
 Lele Dumbo
Jenis lele yang banyak dibudidayakan dan dijumapi di pasaran saat ini. Sementara lele lokal sudah jarang ditemukan karena pertumbuhannya lambat dibandingkan lele dumbo. Perbedaan lele dumbo dan lokal ukuran lele Dumbo lebih besar dari lele lokal. Perbandingan tingkat pertumbuhan lele dumbo dan lele lokal umur 2 hari. Lele dumbo 1,2 – 39, sedangkan lele lokal 0,2 – 29. Umur seminggu lele Dumbo 10 – 159, sedangkan lele lokal 1 – 159.
 Lele Sangkuriang
Salah satu varietas unggulan dumbo adalah lele sangkuriang. Lele sangkuriang merupakan perkawinan antara lele dumbo betina F2 dengan lele dumbo jantan F6 menghasilkan lele dumbo jantan F2 – 6. Lalu dikawinkan kembali dengan lele dumbo betina F2 sehingga menghasilkan lele sangkuriang.
Hasil uji coba dan penelitian terbukti lele jenis sangkuriang lebih unggul dari jenis lele dumbo. Namun lele sangkuriang masih langka dipasaran.

 Lele Pithon
Lele pithon merupakan hasil perkawinan antara induk betina lele eks Thailand dengan lele dumbo jantan F6.
Keunggulannya lele pihton lebih cepat pertumbuhannya, tingkat kelulusan hidup tinggi dan relatif tahan terhadap serangan penyakit.

B. Pembenihan dan Cara Pemijahan
Pembenihan adalah usaha untuk menghasilkan benih ikan (lele) pada ukuran tertentu. Untuk menunjang proses pembenihan lele dibutuhkan kolam pemijahan, bak penetasan dan kolam pendederan. Berikut ini beberapa macam alternatif wadah / kolam pemijahan, penetasan telur, dan pendederan yang dapat digunakan oleh para pembudidaya.
 Kolam Pemijahan
Kolam pemijahan merupakan kolam khusus bagi induk yang akan memijah. Adapun kolam yang digunakan untuk memijahkan ikan lele yaitu bak semen, bak terpal plastik dan fiberglass.
1. Bak Semen
Ukuran bak pemijahan untuk satu pasang induk lele yang akan dipijahkan yaitu 1 m x 2 m dengan tinggi bak 0,8 m. Sebelum digunakan, bak pemijahan harus dibersihkan dan dikeringkan. Selanjutnya bak diisi dengan air yang jernih dan bersihg setinggi 40 – 50 cm.
2. Bak Terpal Plastik
Pengadaan terpal lebihmudah dibandingkan dengan pembuatan bak semen. Cara pembuatannya dengan menyusun sejumlah bata atau Batako disekeliling pinggiran plastik. Ukuran bak terpal untuk pemijahan yaitu lebar 1 m, panjang 2 m, dan tinggi 0,8 m. Ukuran tersebut digunakan untuk satu pasang induk lele yang akan dipijahkan.
3. Faberglass
Ukuran faberglass untuk pemijahan lele, yaitu 1 m x 2 m, dan tinggi 0,8 m. Ukuran bak tersebut dapat digunakan untuk pemijahan satu pasang induk lele. Bak Fiberglass tergolong praktis karena lokasinya bisa dipindah-pindahkan, tetapi harganya masih terlalu mahal.
 Bak Penetasan
Wadah penetasan telur lele dapat berupa aquarium, bak semen, bak terpal plastik, dan fiberglass yang dilengkapi dengan generator untuk menyuplai oksigen terlarut. Tetapi pada obyek peternakan lele yang kami teliti menggunakan bak semen yang ukuran bak penetasannya 1 m x 2 m dengan tinggi bak 0,8 m.

C. Penebaran Benih
Benih lele sudah dapat didederkan di bak atau tempat terbuka setelah benih berumur 3 minggu. Saat penebaran benih ikan ketinggian air kolam sekitar 20 – 30 cm, karena benih masih kecil.
Cara penebaran benih lele adalah dengan cara aklimatisasi yaitu wada berisi benih lele dan diletakkan pelan-pelan, setelah itu benih merasa beradaptasi, benih akan lepas dengan sendirinya. Kepadatan benih berkisar 300 – 600 ekor / m2.
Setelah benih berada di dalam kolam, benih lele diberi pakan palet berbentuk tepung dengan kandungan protein minimal 40 % (Charoen Pokphand Kode 581). Setelah benih agak besar, pemberian pakan berupa palet berbentuk butiran kecil dengan kandungan protein 38 % kode FF 999. Semakin besar ukuran tubuh dan bukaan mulut. Semakin besar ukuran pakan, frekuensi pemberian pakan lele yang masih kecil yaitu 4 – 5 kali sehari, yaitu pagi, siang, sore dan malam hari.

D. Pemanenan Benih
Lama pendederan benih lele untuk menghasilkan benih lele siap terbar (ukurang 5 – 7 cm / ekor) sekitar 5 – 6 minggu. Pemanenan benih bisa dilakukan sore atau pagi hari sewaktu suhunya tidak terlalu panas.
Cara pemanenan dengan mengurangi air pelan-pelan hingga air berada pada kemalir. Air pelan-pelan disurutkan hingga air akan mengumpul pada kubangan dekat pintu pengeluaran. Pemanenan dilakukan dengan secara bertahap dengan menggunakan seser halus. Usahakan benih lele tidak luka. Pada saat pemanenan benih berukuran berkisar 5 – 7 cm / ekor.

E. Cara Panen Lele Hasil Pembesaran
Cara memanen lele ukuran konsumsi tergantung sistem kolam. Jika di kolam semen umumnya menggunakan model pipa goyang atau sistem sipon.
Mekanisme kerja seperti sistem pipa U. sistem ini mempermudah penggantian air, pipa tersebut dari paralon dengan diameter 3 – 4 inchi. Digunakan untuk mengatur ketinggian air saat pemeliharaan serta sebagai saluran pembuangan air saat pemanenan.
Tahap-tahapnya :
1) Cabut pipa paralon yang menghubungkan saluran pembuangan mendatar untuk pengurasan.
2) Pasang saringan atau kasa kawat pada ujung paralon bagian dalam saluran pembuangan agar lele tidak ikut arus.
3) Hentikan pengurasan jika ketinggian air mencapai 20 – 30 cm.
4) Ambil lele dengan menggunakan jaring / seser.
5) Masukkan lele ke dalam ember krak (ember berlubang).
6) Angkat dan masukkan ke ember penampungan.
7) Sortir kembali lele berdasarkan ukuran yang diinginkan (8 – 12 ekor / kg), kemudian timbang dan masukkan ke wadah pengangkutan.
8) Pelihara kembali lele yang berukurang kecil hingga mencapai ukuran pasar.
9) Jadikan lele berukurang besar sebagai indukan atau jual ke tempat pemancingan.


BAB IV
KESIMPULAN

Lele merupakan salah satu komoditas unggulan. Pengembangan usahanya dapat dilakukan mulai dari benih sampai ukuran konsumsi. Setiap segmen usaha ini sangat menguntungkan. Selain untuk konsumsi lokal, pasar lele telah mulai di ekspor dan permintaannya cukup besar. Jenis lele yang banyak dibudidayakan di Indonesia dan dijumpai di pasaran saat ini adalah ikan lele dumbo (Clarias Gariepinus). Dalam kegiatan budidaya secara intensif, ikan lele didorong untuk tumbuh secara maksimum hingga mencapai ukuran optimal. Lele dumbo merupakan komoditas yang dapat dipelihara dengan padat tebar tinggi dalam lahan terbatas (hemat lahan) di kawasan marginal dan hemat air. Untuk kolam ukuran 15 m2 lele dumbo dapat ditebar sebanyak 5.250 ekor benih. Selama 2, 5 bulan dapat diproduksi lele sebanyak 450 kg dengan nilai fcr (Fed Caonversion Ratio) satu.


DAFTAR PUSTAKA


Mahyudi, Kholis, S.Pi, MM. Pengajuan Lengkap Agribisnis Lele. Jakarta : Penebar Swadaya. 2004

http://gudankmakalah.blogspot.com/2012/03/makalah-tentang-budidaya-lele.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Lele

http://www.requestartikel.com/db/perilaku+ikan+lele+dalam+budidaya/page/5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar